Memburu Barang Antik di Pasar Cinde
Rabu, 11 April 2012 | 03:01 WIB
Tempat wisata belanja di Pasar Cinde,
Palembang, Sumatera Selatan. Tempo/Parliza Hendrawan
TEMPO.CO, PALEMBANG:- Barang bekas dan
berkarat tak selamanya buruk tak laku dijual. Justru barang rongsokan menjadi
buruan bagi sebagian orang penggila barang antik. Pangsa pasar barang antik
cukup besar di Palembang.
Tak salah bila setiap pagi, di pasar Cinde
menjadi tempat berkumpulnya ratusan bahkan ribuan pedagang dan pembeli. “Saya
hampir setiap hari ke sini, biasanya sembari olahraga saya pastikan mampir di
sini,” kata Muhammad Nasir, salah seorang kolektor barang antik yang dijumpai
di Pasar Cinde, Senin, 9 April 2012.
Pasar Cinde, di Palembang ada dua. Keduanya
menempati lokasi yang berdampingan. Yang satu pasar sembako tradisional,
menempati bangunan dua lantai di Jalan Sudirman. Satunya lagi, pasar barang
loak alias bekas yang menempati empat ruas jalan, yaitu Jalan Karet, Jalan
Raden Muhamad, Jalan Raden Nangling, dan Jalan Cinde Welan, serta Lorong Kebon.
Pasar Loakan Cinde ini menurut ceritanya
sudah ada sejak tahun 60-an. Tidak hanya menjual barang tua dan berkarat, pasar
Cinde juga menjual aneka barang keluaran terbaru dengan harga suka sama suka.
Banyak barang jadul yang telah didapat
Muhammad Nasir dari Pasar Cinde. Seperti Minggu pagi, 8 April kemarin, Dosen di
universitas PGRI Palembang ini mendapatkan belasan piring hitam dari penyanyi
The beatles, ataupun koleksi dari Koes bersaudara.
Tak hanya itu, petualangan nya di pagi
minggu itu juga menghasilkan buruan lain seperti lampu antik betawi motif
kembang, Jam dinding antik serta sejumlah koleksi buku asing terbitan puluhan
tahun silam. “Koleksi terus bertambah dari pasar cinde, kita juga bisa share
bagi teman-teman yang punya hobi sama,” ujar Nasir. Koleksi yang ia dapat
langsung dibersihkan dan di pajang di kediamannya di Jalan Lomba Jaya Sekip,
Palembang
Khoirul, salah seorang pedagang yang sudah
memulai usahanya sejak puluhan tahun silam itu tidak dapat memastikan
dimulainya jual beli barang rongsokan dan antic di pasar Cinde. khoirul
menceritakan dia memulai usaha sejak tahun 1971.
Saat itu, aktivitas jual beli barang bekas
sudah ada. Namun hanya diatara penjual dan pembeli belum seramai sekarang ini.
“Dulu jualan disini masih sangat enak, nyaman belum ada desak-desakn seperti
ini. Stok barang juga selalu ada” kata Khoirul. Seiring tumbuhnya sejumlah
pasar modern dan Mall, stok barang yang terbilang antik kian sulit didapat.
Hampir Semua jenis barang tersedia disini.
Mulai dari barang lama hingga barang keluaran terbaru. Dipasar yang terletak
disisi makam para raja Palembang ini pengunjung dapat membeli mesin ketik,
mesin jahit, sepeda merek humberg hingga onderdil jeep willis serta Senapan
angin merk canon.
Pasar Cinde, yang terletak tak jauh dari
Jembatan Ampera itu, semakin ramai di saat akhir pekan. Luberan penjual dan
pembeli sampai menutupi sebagian jalan jenderal Soedirman dan Letkol Iskandar.
Biasanya pasar ini dibuka mulai pukul 03.00 dini hari dan akan tutup pada pukul
10.00 dipagi hari. Setelah jam tersebut, Pasar Cinde di sisi Jalan Cinde Welan
dan Jalan Letkol Iskandar akan tertutup bagi pedagang kaki lima. Selnjutnya
jalanan menjadi jalan bagi angkutan kota trayek Sekip-Ampera.
PARLIZA HENDRAWAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar